Warga Keluhkan Tarif Rapid Tes di Klinik
WAKATOBI -Wa Ode Mutmaniah, harus ke klinik terdekat untuk melakukan rapid test. Hal itu dikarenakan pelayanan yang biasanya diperoleh dari petugas posko induk gugus tugas pencegahan dan penanganan Covid 19 Wakatobi, belum dibuka.
Penyebabnya persediaan rapid test yang sementara waktu masih kosong.
Gadis berusia 19 tahun itu mengaku kartu kuning untuk kebutuhan perjalanan lanjut studi yang ia dapatkan di klinik diperoleh dengan tarif yang cukup mahal.
“Harganya sampai Rp 250 ribu rupiah, belum lagi nanti harga tiket pesawat,” keluh dia, Kamis (27/8).
Dihubungi terpisah, salah seorang pemilik klinik, Hija Musali, mengaku mahalnya harga rapid tes yang dipatok pihaknya, karena rapid test yang dipesan dari luar daerah juga mahal.
“Barang itukan kami beli, kalau seandainya kami ditunjuk oleh pemerintah maka kami akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Yang ada saat ini adalah kami mandiri, artinya kami belanja sendiri,” terang Hija Musali lewat telfon selulernya.
Juru bicara tim gugus Covid -19 Kabupaten Wakatobi, Muliaddin menambahkan menipisnya stok rapid test yang disiapkan pihaknya tidak bakal berlangsung lama. Stok yang ada sambung dia, masih diprioritaskan untuk kebutuhan skrining, screening dan diagnostik warga Wakatobi yang mengalami gejala Covid 19, setelah melakukan perjalanan dari daerah zona merah dan zona hitam.
“Pelaku perjalanan kita cukup meningkat drastis, sehingga stok yang tersedia cepat habis. Alternatifnya di klinik yang sudah menyediakan rapid test, misalnya di klinik Renato,” terangnya. (A-2)
Comments are closed.