Rektor Tegaskan Tak Ada Pungli di UM Buton
BAUBAU, KEPTONNEWS. COM-Pulahan mahasiswa yang tergabung dalam pimpinan komisariat (PK) Fisip Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ( IMM) Kota Baubau menggelar unjuk rasa di kantor Rektorat Universitas Muhammadiyah Buton (UM.Buton), pada selasa, 29 juni 2021.
Dalam unjuk rasa tersebut, massa aksi dengan tegas meminta kepada pihak kampus UM.Buton untuk melakukan pemotongan pembayaran SPP yang dinilai terlalu memberatkan mahasiswa apalagi di masa pandemi covid-19 ini.
Tidak hanya itu, menurut koordinator lapangan (Korlap) Hizwar, aksi itu juga merupakan bentuk penolakan adanya dugaan pungutan liar ( Pungli) kartu mahasiswa yang dilakukan oleh oknum-oknum di kampus UM.Buton.
“Pembayaran uang kartu mahasiswa yang dilakukan di UM.Buton merupakan suatu dugaan pungli karena hal ini termasuk dalam perbuatan pemerasan terhadap mahasiswa yang sebagaimna telah kita ketahui apabila mahasiswa sudah membayar uang SPP maka sudah termasuk uang kartu mahasiswa”, kata Hizwar.
“Akan tetapi kenyataannya di lapangan berbanding terbalik, bahwasannya pembuatan kartu mahasiswa di UM.Buton masih dimintai uang pembayaran sebesar Rp 25.000 per mahasiswa”, lanjutnya.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Rektor Universitas Buton, Wa Ode Alzarliani, SP., MM., mengatakan, bahwa sudah ada beberapa kebijakan dari kampus terkait SPP di masa pandemi covid-19.
“Saya kira pembayaran SPP ini, sudah luar biasa kebijakan-kebijakan yang kita lakukan. Kami juga sudah lakukan pemotongan kemarin sebesar Rp. 150.000 dan kalau sekarang diminta lagi, tidak bisa seperti itu, karena proses ini berjalan semua, mulai dari membayar gaji dosen, prestasi mahasiswa.”, katanya.
Selain itu, bentuk kebijakan lain dari kampus adalah dengan tidak dinaikannya SPP pertahunnya di masa pademi covid-19 dari tahun 2020 sampai 2021.
Terkait adanya dugaan pungli kartu mahasiswa, Wa Ode Alzarliani, menegaskan bahwa isu tersebut tidak benar adanya. Menurutnya, mulai tahun 2020 tidak ada pembayaran untuk pembuatan kartu mahasiswa.
Bahkan ketika Wa Ode Alzarliani mempertanyakan data-data mahasiswa tahun 2020 yang mengaku korban pemerasan untuk pembarayan kartu mahasiswa, tidak ada satu pun massa aksi yang menjawab.(adm)
Comments are closed.