Kurung Waktu Lima Bulan Menjabat, Haliana – Ilmiati Kebut Normalkan Pelayanan Kesehatan di Wakatobi
WAKATOBI-Pasangan duet H. Haliana dan Ilmiati Daud (Hati) perlahan tapi pasti mulai menunaikan janji-janji politik saat kampanye politik tahun 2020. K dalam kontestasi Pilkada Wakatobi 2020 lalu. Khususnya pada sektor kesehatan.
Bupati Haliana bersama Wakilnya Ilmiati Daud, resmi memimpin pemerintahan Wakatobi setelah dilantik Gubernur Sultra, Ali Mazi pada tanggal 28 Juni 2021 dengan mengusung tema “Menjadikan Wakatobi Sebagai Daerah Konservasi Maritim yang Berdaya Saing”. Potensi kelautan, perikanan, dan pariwisata tetap prioritas liding sektor unggulan pembangunan Wakatobi lima tahun kedepan.
Dalam menjalankan pemerintahan, Haliana – Ilmiati meluncurkan sejumlah program unggulan, diantaranya merdeka sehat, merdeka belajar, merdeka pangan, merdeka emas, pengembangan kewirausahaan dan peningkatan SDM lewat program one island one school.
Program-program unggulan tersebut sudah berjalan dan mulai dirasakan masyarakat Wakatobi.
Khusus untuk program merdeka sehat, kurung waktu empat bulan menjabat, Haliana- Ilmiati laangsung melakukan terobosa mengebut percepatan menormalkan pelayanan kesehatan diseluruh pelosok daerah.
Bangun Rumah Dinas Puskesmas Pulau Kapota
Diawal pemerintahannya, Bupati Wakatobi H. Haliana membangun rumah dinas Puskesmas di Pulau Kapota, Kecamatan Wangi-wangi Selatan. Hal tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah wakatobi memberikan dan memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pembangunan rumah dinas Puskesmas ini bertujuan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Ini bentuk keseriusan pemerintah daerah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Wakatobi,” terang Haliana.
Kata Haliana, menghgadirkan dan memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat Wakatobi adalah tanggung jawab penuh pemerintah daerah.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Wakatobi, Mulliadin, mengungkapkan bahwa setelah pembangunan perumahan dinas, kedepannya akan ada pembangunan Puskesmas rawat inap di Kapota. “Artinya ini bagian pengambangan struktur dari Puskesmas satelit ke puskesmas rawat inap” ujarnya.
Dengan begitu, Puskesmas Kapota yang awalnya belum bisa menerima pasien rawat inap kita jadikan sebagai Puskesmas rawat inap. “Ini adalah bentuk keseriusan pemerintah Wakatobi memberikan pelayanan kesehatan yang optimal untuk masyarakat Kapota,” tegasnya.(adm)
Pemkab Wakatobi Gratiskan Ambulance Laut Dinkes Wakatobi
WAKATOBI-Bupati Wakatobi, H. Haliana memastikan bahwa pelayanan speedbood ambulance laut keliling milik Pemkab digratiskan. “Kalau misalkan kebutuhan mendesak ada masyarakat kita yang mesti segera dirujuk, boleh pakai ambulance laut keliling milik daerah, itu kita kasi gratis,” tegas Haliana ketika kunjungan ke salah satu Puskesmas di Pulau Binongko.
Pelayanan ini lanjut Politisi PDI- Perjuangan Wakatobi itu, difokuskan untuk masyarakat di Wakatobi II. Karena masyarakat disana butuh akses cepat ketika keadaan darurat untuk dirujuk ke Pulau Wangi-wangi bahkan ke luar daerah. “Speed ambulance keliling ini akan standby di Pulau Tomia. Jadi kalau ada masyarakat kita yang akan dirujuk dari WangiWangi- Baubau atau Wangiwangi- Lasalimu dan Malaoge kita gratiskan,” ujarnya.
“Dari Malaoge-nya ke Baubau, nanti ada ambulans yang standby di mes kita di Baubau, itulah yang kemudian standby melakukan penjemputan, gratis juga,” sambung Haliana.
Speed ambulance laut keliling ini sambung Haliana, baru akan dilaunching dalam waktu dekat dan secepatnya diserahkan agar digunakan oleh masyarakat Wakatobi. “Sekaligus akan akan perekrutan relawan kesehatan yang bakal memberikan informasi kepada call center,” terangnya.
Pemerintah Kabupaten juga berencana bakal memperbaiki mes Wakatobi di Kota Buabua untuk rumah singgah masyarakat Wakatobi ketika kesana. ”
Agar masyarakat kita tidak kebingungan lagi mau tinggal di rumah siapa kalau di Baubau. Itu juga gratis,” tutupnya.(adm)
Empat Puskesmas di Wakatobi Dua Keciprat 27 Nakes Nusantara Sehat
WAKATOBI-Guna mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan di wilayah Wakatobi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali mengutus 27 tenaga kesehatan (Nakes) program nusantara sehat ke Wakatobi periode ke II 2021.
Puluhan nakes ini ditugaskan untuk melayani masyarakat di Puskesmas Hoga, Puskesmas Tampara Pulau Kaledupa, Puskesmas Onemoba’a Tomia dan Puskesmas Kapota Pulau Wangi-wangi.
Tahun 2021 ini Wakatobi terbanyak keciprat program nusantara sehat di Sultra. Para nakes yang diutus diantaranya tenaga dokter, tenaga perawat, tenaga bidan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan masyarakat, serta tenega kesehatan.
Pemerintah Wakatobi berharap dengan penambahan nakes ini akan berkolaborasi dengan baik dengan tenaga medis di Puskesmas yang ada bagar masyarakat semakin gampang mengakses pelayanan kesehatan.
Penambahan nakes ini merupakan implementasi dari kunjungan Bupati Haliana ke Wakatobi dua beberapa bulan lalu. Pada kunjungan tersebut diketahui masih ada Puskesmas disana yang kekurangan tenaga medis selama ini. Salah satunya Puskesmas Hoga Desa Sama Bahari Kecamatan Kaledupa.
Untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kedepannya pemerintah Wakatobi akan menyiapkan satu unit mobil ambulance di setiap Pulau. Tujuannya agar masyarakat yang tidak mampu menjangkau Puskesmas bisa dijemput langsung oleh petugas atau langsung ditangani di rumah orang bersangkutan.
Selain itu untuk meringankan beban masyarakat speed ambulance laut milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Wakatobi menggratiskan pelayanan penyebrangan pasien. Baik itu penyeberangan lintas pulau di Wakatobi ataupun ke luar daerah.
Kapal secapt MV Wakatobi Sentosa rute Wanci – Pasarwajo (Buton) juga menggratiskan orang sakit serta Pengangkutan jenazah warga Wakatobi.(adm)
Normalkan Pelayanan RSUD Wakatobi, Haliana-Ilmiati Hadirkan Tujuh Dokter Spesial
WAKATOBI-Kini pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wakatobi mulai normal setelah sempat kekurangan tenaga dokter spesialis kurung waktu satu tahun. Kondisi ini terjadi setelah Pemerintah Wakatobi dibawah kepemimpinan Bupati, H. Haliana mengambil langkah cepat teken MoU bersama Kampus Unhas Makassar pada Jumat (10/10) lalu.
Lewat kerjasama ini RSUD Wakatobi kembali memiliki tujuh dokter spesialis, diantaranya dokter spesialis anak, spesialis kandungan, spesialis radiologi, spesialis bedah, spesialis anastesi, spesialis ahli dalam, dan dokter spesialis laboratorium.
Selain hasil kerjasama dengan pihak Unhas, dokter spesialis tersebut bersumber dari kontrak mandiri serta dari progam Pendayagunaan Dokter Spesiali ( PGDS) Kementerian Kesehatan RI. Ada juga dokter spesialis PNS dari RSUD Wakatobi.
Bupati Wakatobi, H. Haliana mengungkapakan, untuk mendatangkan para tenaga dokter spesialis ini pemerintah telah menaikan insentif mereka Rp 50 juta perbulan satu orang. “Untuk masyarakat jangan kita hitung-hitungan, sebab nyawa masyarakat di Wakatobi ini lebih utama,” pungkasnya.
Bukan hanya dokter kontrak. Guna mendukung kinerja RSUD Wakatobi Pemerintah wakatobi juga menaikan insentif tenaga dokter PNS RSUD.(adm)
Pemkab Teken MOU dengan BPJS, 98 Persen Penduduk Wakatobi Terdaftar Pada Program JKN BPJS
WAKATOBI-Salah satu langkah untuk menormalkan kembali pelayanan kesehatan di daerah, Pemerintah Wakatobi kembali meneken kerjasama Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada Jumat (3/9).
Kerjasama ini kembali terjalin setelah sempat putus di tahun 2020 lalu akibat kosongnya beberapa dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wakatobi.
Dengan kerjasama ini masyarakat Wakatobi yang terdaftar dalam peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ataupun BPJS bisa mengakses lagi pelayanan kesehatan gratis. “Insya allah masyarakat kita benar-benar sudah bisa menikmati pelayanan kesehatan gratis,” terang Haliana.
Hingga saat ini masyarakat Wakatobi yang sudah terdaftar JKN BPJS sebanyak 112.428 orang atau 98 persen dari jumlah seluruh penduduk berjumlah berjumlah 115.064 jiwa.(adm)
Terima Penghargaan Sertifikat bebas Malaria dari Kemenkes RI
WAKATOBI-Kabupaten Wakatobi menerima sertifikat bebas malaria dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Serfikat tersebut diserahkan perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sultra yang diterima langsung oleh Bupati Wakatobi, H. Haliana beberapa bulan lalu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wakatobi, Muliadin mengatakan bahwa sertifikat malaria ini merupakan salah satu faktor penunjang Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) Wakatobi. Sebab jika daearah ini bebas malaria, wisatawan tidak akan ragu untuk berkunjung.
Ia berharap agar masyarakat Wakatobi tetap menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Kemudian pentingnya kebersihan atau sanitasi. Baik sanitasi di dalam rumah maupun dilingkungan sekitar terutama genangan air agar yang memungkinkan nyamuk malaria berkembang biak,” pungkasnya.
Muliadin akui jika di Wakatobi beberapa tahun lalu memang pernah ada kasus malaria. Tapi itu malaria import. “Biasanya warga kita yang merantau ke daerah Maluku atau daerah Irian,” terangnya.
Kasus seperti ini dideteksi dengan melakukan survei migrasi malaria. “Langsung dilakukan pemeriksaan sampul darah sampai dengan radius 50 rumah atau masyarakat kontak erat. Baik yang punya gejala atau pun yang tidak bergejala dilakukan pengambilan sampel darah kalau itu positif langsung dilakukan SOP penanganan malaria,” sambungnya.
Bupati Wakatobi H. Haliana berharap agar prestasi bebas malaria ini tetap dipertahankan khususnya bagaimana upaya Dinkes Wakatobi sebagai liding sektornya. “Ini harus dimaknai sebagai tanggung jawab besar kepada saya penanggung jawab wilayah terkait dengan bagaimana kita bisa berkolaborasi, salah satunya Dinas kesehatan sebagai liding sektor,” terangnya.
Ia pun mengapresiasi kerja-kerja Dinkes Wakatobi beberapa tahun terakhir ini. Harapannya agar masyarakat tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.
“Upaya dari kita juga bagaimana terkait dengan pencegahan serta kita siapkan penanganan obatnya,” terangnya.(adm)
Comments are closed.