Wakatobi Lakukan Ekspor Perdana Komiditas Udang Vaname ke Cina
WAKATOBI,KEPTONNEWS.COM –Sukses melakukan panen parsial perdana program uji coba budidaya udang vaname pada Jumat (4/2) lalu, Pemerintah daerah (Pemda) Wakatobi kembali menggelar parsial untuk kedua kalinya, Kamis (17/2).
Pada parsial kali ini seberat 120 kilo gram (kg) udang vaname berhasil dipanen. Jumlah ini selanjutnya akan dikirim ke cold storage Kendari, untuk kemudian di ekspor langsung ke Cina sebagai ekspor komoditas perdana dari Wakatobi.
“Jadi begini, perlu kita ketahui bahwa parsial pertama untuk modal, parsial kedua untuk modal, parsial ke tiga sebagian modal sebagian untuk keuntungan, parsial total itu untuk keuntungan semua,” jelas pendamping Budidaya Udang Vaname Wakatobi, Supriyansah usai lakukan panen bersama Pemda di kawasan Sentra Bisnis Perikanan Terpadu (SBPT) Desa Numana, Kecamatan Wangi-wangi Selatan kemarin.
Selama proses tahapan uji coba budidaya udang vaname Wakatobi dalam kolam bioflok 10 diameter, pihak pengelola bersama Pemda sudah dua kali dilakukan panen parsial, dengan target panen total kedepannya sebanyak 900 kg. Sementara dalam panen perdana terjual Rp 12. 650. 000 lewat lelang pengelola.
“Setelah ini kita parsial ke tiga dengan tunas yang sama sekitar 120 kilo yang kita ambil. Insya Allah untuk panen ketika kita dapat di kepala 5 lah. Kepala 5 itu 50 sampai 60. Kita ikuti program parsial satu, dua, tiga dan totalan. Tapi kan kita lihat on time, siapa tau kedepannya kita tidak parsial ketiga lagi, tapi langsung panen total untuk percepat penebaran berikutnya,” bebernya.
Menurutnya, pertumbuhan udang vaname di Wakatobi ini terbilang cepat. Kondisi tersebut terbukti dari perbandingan bobot timbangan udang pada parsial pertama yakni sebanyak 100 ekor per kilo, dengan parsial kedua ini hanya 70 ekor perkilo hanya kurung waktu dua Minggu.
“Di panen parsial kedua ini bobot udang per ekornya itu yakni 14 sampai 20 gram. Kita ambil rata-rata di size 68 sampai 70,” sambungannya.
Ditempat yang sama, Bupati Wakatobi, H. Haliana mengungkapkan bahwa parsial kedua ini dilakukan lebih awal dari waktu normalnya yakni 69 hari yang mestinya dipanen di 90 hari lagi kedepan. Artinya pertumbuhannya sangat cepat.
“Alhamdulillah diluar waktu normal, sangat luar biasa pertumbuhannya. Kalau menurut pengalaman teman-teman di Bombana, perbandingannya itu kurang lebih dengan 110 hari di Bombana,” terang Haliana.
Sehingga jika melihat kondisi ini sambung Haliana, makka sangat memungkinkan untuk dilakukan pengembangan budidaya udang vaname sistem bioflok di Wakatobi sebagai komoditas baru di sektor perikanan kita yang bernilai ekspor.
“Di tahun 2022 ini pengembangan budidaya udang vaname di Wakatobi kita siapkan kurang lebih 2 hektar. Kita berharap udang vaname ini jadi sektor perikanan pemasok PAD Wakatobi terbesar, sekaligus penghasilan baru masyarakat kita di Wakatobi” pungkasnya. (yus)
Comments are closed.