Utus 400 Mahasiswa KKN, IAIN Kendari Bawa Misi Pembinaan Mental Kerohanian Masyarakat Wakatobi

WAKATOBI – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, menugaskan 400 mahasiswanya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Wakatobi.

Mereka diterima oleh Bupati Wakatobi, H. Haliana di sekretariat daerah pada Minggu (3/7) malam.

Ratusan calon sarjana tersebut akan menjalankan sejumlah kegiatan program-program pembinaan mental kerohanian selama 45 hari kedepan yang tersebar pada 41 Desa/Kelurahan di Kecamatan Wangiwangi dan Wangi-wangi Selatan.

“Untuk programnya tentu kami dari perguruan tinggi keagamaan lebih mengarah kepada pembinaan mental kerohanian yang bersifat non fisik. Ada program-program pembinaan Tempat Pengajian Anak (TPA) ,Tempat Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), ada pembinaan Majelis Taklim, Remaja Masjid, Tahlilan, Yasinan,” beber Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan IAIN Kendari, Husain Insawan.

Husain mengungkapkan, program-program keagamaan yang akan direalisasikan mahasiswa KKN IAIN Kendari sangat relevan dengan visi religius Pemkab Wakatobi. “Kami juga punya mahasiswa hafiz dan hafizah tilawah dan sebagainya, kumpul semuanya. Apalagi kalau tidak salah pada tanggal 25 akan ada MTQ Provinsi mereka bisa jadi wakil Wakatobi,” terangnya.

Kegiatan KKN ini lanjut Husain, merupakan tindaklanjut MoU antar Pemkab Wakatobi bersama IAIN Kendari,
hubungan baik antar IAIN Kendari bersama Pemkab juga telah terjalin sudah cukup lama.

“Misalnya biasa ada bantuan pendidikan yang sudah diberikan kepada mahasiswa kita yang berasal dari Wakatobi dan itu sudah dimulai dari beberapa tahun yang lalu,” tuturnya.

Ratusan mahasiswa KKN IAIN Kendari ini tergabung dalam 19 Program Studi, serta 4 Fakultas yakni Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Fakultas Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Ushuluddin Husuludin Adab dan Dakwah.

Selainlankan program pembinaan mental kerohanian IAIN Kendari juga akan membantu mensosialisasikan sektor pariwisata Wakatobi lewat Medsos Desa.

“Misalnya kita minta untuk membuat medsos desa instagramnya, yutubnya, facebooknya, lalu kemudian twiternya jadi setiap ada aktivitas yang dilakukan di desa itu mereka bisa langsung upload disitu,” tutupnya. (yus)

You might also like More from author

Comments are closed.