Pj. Walikota Baubau Berjuang Keluarkan Baubau dari Jurang Inflasi
BAUBAU- Kerja keras Penjabat (Pj) Wali Kota Baubau Dr Muhammad Rasman Manafi, SP., M.Si dan jajarannya dalam mengendalikan harga di pasaran dan kesediaan bahan pokok strategis kini berdampak pada kestabilan perekonomian daerah dan membuahkan hasil.
Bagaimana tidak, inflasi di dua bulan terakhir pada tahun 2023, yakni November dan Desember terus menunjukkan kestabilan dan membaik.
Bulan Desember 2023, data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) per 3 Januari 2024, angka Inflasi di Kota Baubau menjauh dari 10 besar nasional yang menunjukkan kestabilan secara nasional.
Angka Inflasi di Kota Baubau di Bulan Desember 2023, diurai dari Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,61 poin sementara di level Nasional sebesar 116,56 poin. Untuk Inflasi perbandingan tahunan (YoY) sebesar 2,48 persen di bawah angka nasional sebesar 2,61 persen, sementara inflasi perbandingan bulanan (MoM) Baubau sebesar 1,01 persen, namun masih di atas angka Nasional sebesar 0,41 persen.
“Alhamdulillah, angka inflasi ini cenderung membaik, karena sudah di bawah angka nasional dan keluar dari 10 besar nasional,” ucap Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Kota Baubau, Safrin.
Disebutkan dalam Data BPS, dari 90 Kota Indeks Harga Konsumen (IHK), lima Kota mengalami deflasi dan 85 Kota masih mengalami inflasi. Deflasi terdalam sebesar -0,67 persen diperoleh Kota Meulaboh (Aceh), Deflasi terendah sebesar -0,03 persen oleh Kota Metro (Lampung), untuk Inflasi Tertinggi oleh Kota Ternate sebesar 1,64 persen dan Inflasi Terendah sebesar 0,02 persen jatuh ke Kota Bandar Lampung.
Sementara Kota Baubau berada di urutan 30 besar kota-kota di luar Pulau Jawa dan Sumatera. Sementara jika digabung secara nasional, juga menjauh dari kelompok 50 besar.
Meski demikian, pennyumbang inflasi di Kota Baubau secara terinci berasal Ikan Layang/Benggol, Cabai Rawit, Ikan Selar/Ikan Tude, Bawang Merah, Ikan Baronang, Ikan Katamba, Tomat dan Gula Merah.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Baubau H Andi Hamzah Mahmud, S.Sos., M.Si mengapresiasi langkah-langkah strategis Pj Wali Kota Baubau dalam memantau, mengendalikan harga dan ketersediaan bahan pokok strategis, yang secara riil time terpantau secara akurat langsung dari lapangan setiap hari melalui aplikasi Safikiri.
“Hanya Wali Kota Baubau mengingatkan kepada kita semua, agar jajaran Pemkot Baubau tetap mawas dengan pergerakan harga yang setiap waktu bisa berubah, karena pasokan yang juga cenderung tergantung kondisi,” kata Andi Hamzah mengutip arahan Pj Wali Kota Baubau.
Hal lain yang diungkap berkaitan dengan percepatan belanja pemerintah di triwulan pertama, yang dimaksudkan agar dapat mengintervensi perputaran ekonomi di daerah.
“Sebab biasanya di bulan-bulan awal setiap tahun, uang yang berputar di daerah masih minim karena belanja pemerintah belum berjalan normal. Ini harus diantisipasi agar tidak berdampak pada terjadinya inflasi, termasuk berpengaruh pada tingkat daya beli masyarakat,” kata Andi Hamzah.
Kadis Kominfo ini juga meminta warga memantau perkembangan harga melalui aplikasi Safikiri (www.safikiri.baubaukota.go.id), karena data setiap hari update di sana berdasarkan laporan harian petugas pemerintah.
Keluarnya Kota Baubau dari jurang inflasi tidak terjadi begitu saja. Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau dibawah komando Rasman Manafi terus melakukan berbagai upaya untuk menangani inflasi tersebut.
Salah satu upaya yang santer dilakukan oleh Pj Wali Kota Baubau Muhammad Rasman Manafi yakni dengan ‘gerakan menanam’ pemicu inflasi dengan membagikan 1.100 bibit cabai kepada masyarakat yang penyerahannya dilakukan di Kebun Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Lamangga, Kecamatan Murhum.
Bibit cabai tersebut disiapkan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan (Dipertan) Kota Baubau dalam wadah polybag. Masyarakat tinggal merawat sampai berbuah sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan keluarga untuk menekan inflasi.
Pj Wali Kota Baubau, Muhammad Rasman Manafi mengatakan, tujuan dari gerakan menanam ini untuk mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangan rumahnya menanam sejumlah komoditas diantaranya cabai yang sekarang ini menjadi salah satu pemicu inflasi.
“Jadi cabai ini bukan komoditas yang harus ditanam di lahan yang besar, namun bisa kita tanam di lahan keluarga. Kalau misalnya 100 ribu keluarga menanam, maka kebutuhan keluarga pasti terpenuhi sehingga tujuan jangka menengah dan jangka panjangnya bisa kita kendalikan inflasi,” ujar Rasman Manafi.
Tujuan lain dari gerakan menanam ini, kata Pj Wali Kota Baubau, supaya ketahanan pangan keluarga bisa meningkat dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar keluarga itu sendiri.
Rasman Manafi menuturkan, selain memenuhi kebutuhan keluarga, gerakan menanam ini juga bertujuan untuk menjadikan wilayah Kota Baubau menjadi lebih nyaman dan sehat.
“Kalau kita sudah punya banyak tanaman yang hijau, pasti banyak oksigen diproduksi. Begitu juga aktivis keseharian, kalau pulang dari kerja kemudian banyak tanaman dirumah, maka tingkat stres kita berbeda ketika hanya melihat tembok,” tukasnya.
Kepala Dipertan Kota Baubau, Muhamad Rais mengatakan, kegiatan ini melibatkan berbagai macam organisasi masyarakat di Baubau dalam rangka memasyarakatkan tanaman cabai.
Karena diakuinya, komoditas cabai tersebut menjadi salah satu pemicu inflasi, dampak dari anomali iklim dan banyak tanaman petani gagal panen berberapa waktu lalu.
Selain melaksanakan ‘gerakan menanam’, upaya lain Pj Wali Kota Baubau Muhammad Rasman Manafi dalam memerangi inflasi didaerah pemilik benteng terluas di dunia tersebut yakni menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima.
Kerjasama dalam memerangi inflasi tersebut tertuang dalam bentuk penandatanganan kesepakatan kerjasama (MoU) Kerjasama Antar Daerah (KAD) tentang Pengendalian Inflasi Daerah, khususnya dibidang Distribusi dan Pengembangan Komoditas Bawang Merah antara Pj Wali Kota Baubau Muhammad Rasman Manafi dengan Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri di Ruang Rapat Forkopimda Kantor Bupati Bima.
Kala itu, Pj Wali Kota Baubau Muhammad Rasman Manafi bercerita, Kota Baubau merupakan penghubung kepulauan di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang kebutuhan ekonominya digerakkan oleh enam kabupaten penyangga. Sehingga Inflasi sangat cepat berdampak bagi kegiatan ekonomi Kota Baubau karena merupakan daerah penyangga beberapa daerah lainnya dalam distribusi pangan dan sandang.
“Kerjasama antara Kota Baubau dan Kabupaten Bima dimulai dengan distribusi bawang merah dan akan dilanjutkan dengan kerjasama pada sektor lain,” katanya.
Aksi lain dalam pengendalian inflasi di Kota Baubau bukan cuman gerakan menanam, tetapi Pemkot Baubau juga rutin menggelar pasar murah, sidak pasar dan pemantauan harga secara real time.(adv)
Comments are closed.