FGD Bahas Tema Kebijakan Blue Economy Baubau

BAUBAU-Forum Group Discusion (FGD) yang digelar di aula kantor Wali Kota Baubau Kamis (30/5/2024) membahas tema kebijakan Blue Ekonomi karena, perjalanan perkembangan ekonomi wilayah memang sejak dulu sudah berkembang seperti ini. Dari jaman eksploitasi sumber daya alam secara besar besaran yang dikenal dengan red economy. Selanjutnya ada green economy, yang sudah diketahui karena sumber daya alam banyak yang rusak sehingga mau memperbaiki dan akhirnya beralih ke ramah lingkungan di semua lini pembangunan.

Hanya saja, konsekuensinya akan mengeluarkan biaya besar untuk memperbaiki lingkungan dengan intervensi mengadopsi teknologi, Itulah yang dikenal dengan green economy atau yang namanya blue economy. Blue economy ini adalah konsep pembangunan ekonomi yang mengadopsi cara kerja ekosistem.”Jadi ada daya dukungnya, ada batasnya dan kalau sudah saatnya tidak dieksploitasi dan ditenangkan kemudian baru bisa dimanfaatkan lagi. Perkembangan RGB (Red, Green, Blue) ini terus berlanjut sampai hari ini,”ungkap Pj Wali Kota Baubau Dr Muh Rasman Manafi, SP, M.Si saat memberikan sambutan dan arahan pada FGD dengan tema Kebijakan Blue Economy Indonesia.

Menurut Dr Muh Rasman Manafi konsep blue economy ini ditawarkan oleh Gunter Pauli lewatnya bukunya yang berjudul Blue Economy. Poinnya itu ada dua, mengedepankan kerja ekosistem yang diadopsi untuk mengolah ekonomi wilayah dan mengadopsi konsep deep ecology yaitu bagaimana pemanfaatan sumber daya itu benar-benar bukan hanya untuk kebutuhan manusia tapi juga mempertimbangakan kebutuhan ekosistem untuk hidup terus. Itu yang saya pahami. Dan menurut Gunter Pauli melalui bukunya bahwa ada 8 pendekatan yang bisa dilakukan dalam pendekatan blue economy.
Dijelaskan, konsep blue ekonomy itu bukan hanya dan bukan berarti pengembangan ekonomi di laut. Dia adalah pengembangan ekonomi yang mengandalkan kerja-kerja ekosistem, belajar dari cara kerja alam kemudian memanfaatkan sumber daya. Itu bisa dilakukan di transportasi, bisa dilakukan di hutan, bisa dilakukan di perdagangan sepanjang menggunakan pola ekosistemik bergerak.

Lebih lanjut dikatakan, di Indonesia memang konsep ini banyak diadopsi disektor kelautan dan perikanan sehingga orang mengartikan blue economy itu konsep ekonomi yang ada di laut. Tapi Gunter Pauli tidak menawarkan itu dalam konsepnya. ”Mudah-mudahan ini bisa dipahami. Dan kenapa menjadi laut yang kita kemukakan karena sekali lagi karena dinamika ekosistem yang sangat dinamis itu memang berada di laut. Baubau memanfaatkan sumber daya itu, sehingga sangat tepat memanfaatkan konsep blue economy itu dalam hal mengelola sumber daya dan wilayahnya.

Sedangkan untuk blue economy di Baubau, itu sudah harus bekerja bersama tidak ada lagi kerja sendiri. Transportasi laut tidak kuat kalau tidak didukung dengan konektivitas darat, tidak akan kuat dengan dukungan Pertamina sebagai energi yang disiapkan untuk menggerakkan kapal. Begitu juga sebaliknya, pembangunan darat tidak akan berhasil kalau misalnya hanya mengotori laut. Dia akan menjadi bentuk pencemaran baru ke masyarakat. Item-item sumber daya alam dan jasa lingkungan inilah yang bisa diharapkan bisa, digerakkan sesuai kondisi yang ada di Baubau untuk disusun menjadi satu dokumen dan kebijakannya dalam memanfaatannya.
Sementara itu, turut hadir dalam FGD yakni Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas, Agus Dermawan pengelola ekosistem laut dan pesisir dan pesisir ahli utama, moderator Suhendar analis kebijakan ahli madya pada Asdep PRLP.(adm)

You might also like More from author

Comments are closed.