ITMP Tawarkan Tiga Gagasan Pengembangan Pariwisata Wakatobi Kedepan
WAKATOBI,KEPTONNEWS.COM -Pemerintah daerah (Pemda) Wakatobi bersama konsultan Integrated Tourism Master Plan (ITMP), Program Management Support (PMS), dan Non Goverment Organization (NGO) SUSTOUR, menggelar Focus Group Discussion (FGD), Sabtu (26/2).
Kegiatan yang berlangsung di aula Hotel Wisata, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel) tersebut membahas skenario pengembangan pariwisata Kabupaten Wakatobi Integrated ITMP for Wakatobi South east Sulawesi.
Pada kesempatan itu, tenaga ahli tata ruang tim ITMP, Juharman mengatakan, FGD tersebut merupakan satu tahap dari rangkaian penyusunan ITMP Wakatobi.
“Pada dasarnya, kita menganut pendekatan harus partisipasi stakeholder yang ada. Ini tahap awal, kita tim sudah sekira empat sampai lima bulan bekerja. Sudah menganalisis kondisi di lapangan, peluang dan tantangan kita sudah punya satu konsep pengembangan development skenario,” jelasnya.
Sebanyak tiga skenario yang ditawarkan di forum FGD tersebut, harapannya mendapat tanggapan dan masukan dari stakeholder yang ada. Secara garis besar skenario pertama asumsinya semua Pulau dikembangkan baik wisata perkotaan, wisata pedesaan, wisata minat khusus wisata bahari dan sebagainya.
Yang semua potensi wisatanya kata dia, akan dikembangkan. “Tentu konsekuensinya akan banyak investasi masuk, persoalannya apakah sanggup pemerintah, baik pusat, Provinsi dan Kabupaten mendanai. Barangkali juga harus memperhitungkan dampak-dampaknya,” terangnya.
Sknario yang kedua, ekstrim line yang terbatas pengembangannya di sekitar pulau Wangiwangi, tapi bukan berarti pulau lain tidak dikembangkan sesuai potensi yang seadanya.
“Artinya anggaran yang terbatas, baik di pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten bisa terkonsentrasi. Jadi ke beberapa titik saja tapi baik dibangunnya dan dikelola masyarakat tapi mudah. Toh, kita tahu juga bahwa kesiapan Sumberdaya Manusia (SDM) disini juga belum terlalu siap, butuh bertahap dikembangkan,” tukasnya.
Skenario ketiga lanjut dia, antara tengah-tengah ekstrim dikembangkan semua ataupun terbatas. Jadi kayak perkotaan. Selain Wanci, juga akan dikembangkan di ibu kota pulau Tomia, sehingga ada dua, tapi tidak di semua pulau, selebihnya sama di pedesaan.
“Tapi kita juga mendorong untuk mengurangi kekurangan wisata premium resort. Ada beberapa pulau yang tidak berpenghuni atau sepi tapi berpotensi baik, itu bisa ditawarkan ke investor. Sehingga lebih menghemat anggaran pemerintah karena mereka akan membangun infrastruktur sendiri,” tukasnya.
Sehingga diharapkan, pemerintah bersama masyarakat dan Sara (masyarakat adat) harus konsisten terhadap kebijakan nasional. Bahwa pariwisata harus sejalan dengan pembangunan lingkungan, yakni menjaga lingkungan.
“Jadi intinya kita ingin mendapat tanggapan, agar skenario yang dipilih itu betul-betul akan bisa dijalankan oleh seluruh stakeholder. Jadi kita tidak akan memaksakan yang kira-kira tidak akan sanggup dilaksanakan oleh semua pihak,” katanya.(adm)
Comments are closed.