Pj Wali Kota Baubau Paparkan Konsep Hub Maritim yang Maju dan Berkelanjutan

BAUBAU- Penjabat (Pj) Wali Kota Baubau, Dr. Muh Rasman Manafi memaparkan secara mendalam tentang konsep Hub Maritim, yang telah lama menjadi bagian penting dalam pembangunan kota Baubau.

Menurutnya, Hub Maritim adalah penghubung antara satu titik dengan titik lain, tidak hanya dalam konteks transportasi, tetapi juga mencakup ekonomi, budaya, dan mobilitas manusia serta barang.

“Narasi Hub Maritim ini adalah penguatan dari peran Baubau sebagai pintu gerbang konektivitas, baik antar pulau maupun kawasan industri. Sejak dahulu, pelabuhan Baubau telah memainkan peran vital dalam menggerakkan ekonomi wilayah Sulawesi, terutama Sulawesi Tenggara,” jelas Rasman.

Dalam konteks maritim, ia mengingatkan bahwa visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang digagas oleh Presiden Joko Widodo telah memperluas definisi maritim, melampaui sekadar transportasi laut.

Ada 11 klaster maritim yang diidentifikasi, dan menurut Rasman, tujuh hingga delapan klaster terkait erat dengan wilayah Sulawesi, termasuk perikanan hingga diplomasi maritim.

Baubau, lanjut Rasman, bukan hanya memainkan peran penting dalam perdagangan dan jasa, tetapi juga menjadi simpul penting untuk menghubungkan distribusi barang ke kawasan industri.

Ia menegaskan bahwa pengembangan Hub Maritim ini selaras dengan dokumen perencanaan nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Bappenas, di mana Ambon menjadi super hub maritim, dan Baubau dipandang sebagai salah satu hub pendukung.

Rasman juga menyoroti upaya pemerintah kota dalam mendorong Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ke DPRD Baubau, sebagai bentuk komitmen untuk mengintegrasikan visi maritim ke dalam pembangunan kota Baubau dalam jangka panjang.

“Dalam 20 tahun ke depan, Baubau tidak hanya harus menjadi pintu gerbang ekonomi, tetapi juga memainkan peran strategis sebagai hub yang menghubungkan orang dan barang yang masuk dan keluar,” ujarnya.

Sementara itu Anggota DPRD Kota Baubau, Muh Ahadyat Zamani, menegaskan pentingnya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 sebagai fondasi pembangunan kota Baubau selama dua dekade mendatang.

RPJPD, yang telah disahkan, akan dijabarkan dalam empat tahap per lima tahun melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Ia berharap wali kota terpilih nantinya akan berpedoman pada RPJPD tersebut dalam penyusunan RPJMD.

Dalam kaitannya dengan pengembangan Baubau sebagai Hub Maritim, Ahadyat menyatakan bahwa konsep ini sudah berjalan dengan baik, dengan keterkaitan wilayah sekitarnya serta dukungan pada tingkat provinsi hingga nasional.

“Baubau telah masuk dalam narasi pembangunan maritim nasional, namun tantangannya adalah bagaimana kita mengimplementasikan konsep yang baik ini ke dalam aksi nyata,” ujarnya.

Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah infrastruktur yang mendukung konektivitas maritim.

Ahadyat berharap pemerintah, baik wali kota saat ini maupun yang akan datang, dapat menjalin kerjasama dalam pembangunan infrastruktur, mengingat keterbatasan anggaran daerah (APBD) untuk proyek-proyek besar.

Ia juga menekankan bahwa selain pembangunan infrastruktur, manfaat dari pengembangan Hub Maritim harus dirasakan oleh masyarakat setempat.

“Masyarakat harus dipersiapkan menjadi pelaku ekonomi sehingga dapat merasakan manfaat langsung dari peningkatan kesejahteraan yang dihasilkan dari pembangunan ini,” katanya.

Kemudian, Rektor Universitas Muslim (UMU) Buton, Dr. Sudjiton menyoroti pentingnya memperkuat peran Kota Baubau sebagai hub maritim yang kompetitif.

Dalam pandangannya, perkembangan konektivitas Baubau sebagai pusat jalur transportasi harus terus dioptimalkan agar kota ini dapat mempertahankan posisinya sebagai penghubung strategis di kawasan.

“Kita harus memastikan fungsi Baubau sebagai hub tidak hanya berjalan, tetapi juga berkembang seiring waktu. Kompetitivitas kota ini harus terus ditingkatkan,” kata Dr. Sudjiton.

Ia menambahkan bahwa perkembangan tersebut bisa diukur dari peningkatan aktivitas bongkar muat dan aspek sosial-budaya yang menegaskan peran Baubau sebagai pengikat dalam NKRI, mengingat penyebaran masyarakat Buton di seluruh Indonesia.

Lebih lanjut, Dr. Sudjiton menekankan pentingnya memperkuat daya tarik Baubau sebagai tempat bermukim, dengan menata ulang karakter dasar kota yang berfokus pada potensi pesisirnya.

“Pesisir pantai merupakan modal dasar untuk memperkuat Baubau sebagai hub internal yang lebih kompetitif,” ujarnya.

Dengan visi tersebut, UMU Buton mendukung upaya memperkuat daya saing Baubau sebagai kota maritim yang terus maju di masa depan.(ADM)

You might also like More from author

Comments are closed.