Viral, Pengusaha Minyak Mengaku Suap Oknum di Kementerian ESDM
BAUBAU– Pasca kunjungan Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia di TBBM Kota Baubau paada 9 Maret 2025, mendadak muncul pemberitaan terkait adanya pengusaha minyak yang mengaku sering menyuap oknum di kementerian ESDM guna mendapatkan jatah kuota minyak tanah.
Seperti dilansir media online satulis.com, Pengusaha migas ternama asal kota Baubau berinisial, FB ternyata telah beberapa kali melakukan praktek suap menyuap di Kementerian ESDM. Sedikitnya dia mengaku telah tiga kali menyuap oknum di Kementerian ESDM guna mendapatkan kuota minyak tanah Subsidi dalam kurun waktu tiga tahun berturut.
Hal itu terungkapkan dalam rekaman percakapannya berdurasi 53 menit. Dimana FB terkesan menganggap prilaku suap untuk mendapatkan penambahan kuota minyak tanah subsidi hal wajar. Ibarat melobi proyek, harus memberikan sejumlah uang diawal baru kemudian kuota BBM Subsidi keluar.
Teranyar, FB menyuap orang dalam (Ordal) di Kementerian ESDM senilai Rp. 1,2 milyar dalam pengurusan kuota minyak tanah subsidi auntuk tiga daerah di wilayah Kepulauan Buton, yakni Kabupaten Buton Tengah, Buton Selatan dan Buton Utara.
Dalam pengurusannya, komitmen yang dibangun antara FB dan ordal adalah dana yang disetor sebesar Rp. 1,2 milyar tersebut untuk penambahan kuota minyak tanah di tiga wilayah di jazirah Kepulauan Buton. Hanya saja, menurut pengakuan FB yang terealisasi tidak sesuai komitmen awal.
Misalkan di Buton Tengah, dari kuota awal 30 KL, FB meminta agar dicukupkan 100 KL. Namun, pada kenyataannya hanya diberikan kuota 50 KL. Begitu juga dengan di Buton Selatan, dari permintaan 50 KL, hanya disetujui 10 KL. Sedangkan di Buton Utara, dari permintaan 20 KL, hanya disetujui 15 KL.
FB pun dalam rekamannya membandingkan masa kepemimpinan menteri ESDM saat ini, Bahlil Lahadalia dan menteri ESDM sebelumnya. Saat awal mengurus kuota minyak tanah subsidi dibawah kepemimpinan menteri sebelumnya, dari permintaan 10 KL, yang disetujui justru berlebih menjadi 12 KL. Pengurusan berikutnya dari permintaan 10 KL yang disetujui juga 10 KL.
“Tiba-tiba Pak Bahlil masuk jadi menteri (ESDM), kalau tahun lalu masih menteri yang lama komitmen. Saya bayar di awal sebelum keluar kuota, keluar sesuai komitmen,” ungkap FB sebagaimana diberitakan satulis.com.
FB memaparkan bahwa pengurusan kuota BBM subsidi sama halnya orang melakukan lobi proyek. Harus menyetor sejumlah dana diawal agar kuota bisa keluar sesuai dengan permintaan yang diajukan, tentu dengan perhitungan untung rugi.
Selain menyebut nama Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dalam rekapan percakapannya, FB juga sempat menyebutkan 2 nama pengusaha minyak yang menjalankan bisnis di Kabupaten Buton Tengah. Salah satunya yang disebut adalah pengusaha minyak yang saat ini menjabat sebagai kepala daerah.
Bagaimana kemudian prosedur formal pengusulan kuota BBM Subsidi dan seperti apa penentuan jumlah kuota kebutuhan setiap daerah, serta peran pertamina? Sales Branch Manager Pertamina Fuel Terminal Baubau, Hafsanjani Arbi yang coba di konfirmasi via pesan whatsapp maupun telepon, tidak merespon. Pun saat media ini coba berkunjung ke kantor Pertamina Fuel Terminal Baubau, Jum’at (21/03) Hafsanjani Arbi tidak bisa di temui.
“Beliau masih sibuk, lagi meeting. Soalnya lagi banyak pekerjaan. Kalau kesini janji dulu,” ungkap Budianto, salah satu petugas Pertamina Fuel Terminal Baubau.
Demikian halnya Pengusaha FB, sampai dengan berita ini dirilis, belum berhasil di konfirmasi.
Diketahui, ada tiga perusahaan BBM yang menjalankan bisnis minyak tanah di Buteng. Ketiga perusahaan itu yakni, Usaha Dagang (UD) Sejati Bumi, CV Miko Utama dan UD Faisal.
Berdasarkan hasil penelusuran awak media SATULIS.COM, FB merupakan salah satu pengusaha besar di bidang Migas. Selain memiliki tiga pangkalan minyak tanah di tiga daerah di wilayah Kepulauan Buton, FB juga memiliki 2 SPBU di Kota Kendari. (Adm)
Comments are closed.